TULISAN KELIMA
PNB menurut lapangan usaha
Pendapatan nasional menurut cara produ neto dihitung. Data yang dikemukakan adalah untuk tahun 2002. Data yang dikumpulkan digolongkan kepada berbagai sector dimana nilai tambah diwujudkan. Oleh sebab itu data tang dikemukakan dinamakan produk domestic bruto ( PDB ) menurut lapangan usaha.
Perekonomian di Indonesia dan sumbangannya dalam mewujudkan pandapatan nasional. Nilai produk suatu sector penggambaran nilai tambah yang diwujudkan oleh sector tersebut. Sebagai contoh misalnya produk sector peranian adalah Rp 300 triliun dan sector tersebut mambeli bahan mentah dari sector lain dengan nilai Rp 100 triliun. Berdasarkan contoh ini dapatlah disimpuli bahwa sector pertanian menghasilkan nilai tambah sebanyak Rp 200 triliun.
Sector – sector ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan menjadi 9 sektor. Dua sector pertama dinamakan juga sector primer. Tiga sector berikutnya yaitu industri pengolahan.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
Jumat, 16 Maret 2012
pendapatan nasional
TULISAN KEEMPAT
PENHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Contoh Menghitung Nilai Tambah
Jenis kegiatan
1. Mengambil kayu hutan
2. Menggergaji papan
3. Membuat perabot
4. Menjual perabot ditoko
i. Penebangan kayu hutan: Rp 50 ribu
ii. Penggergajian papan : Rp 200 – Rp 50 = Rp 150 ribu
iii. Pembelian perabot : Rp 600 – Rp 200 = Rp 400 ribu
iv. Toko perabot : Rp 800 – Rp 600 = Rp 200 ribu
Dengan demikian jumlah nilai tambah yang terwujud oleh keempat kegiatan itu adalah : ( 50 + 150 + 400 + 200 ) = Rp 800 ribu. ( catatan : jumlah nilai penjualan adalah Rp 1.650 ribu ). Pengeluaran konsumenuntuk membeli perabot ina adalah Rp 800 ribu juga. Ini berarti dalam penghitungan secara produk neto, nilai pendapatan nasional yang disumbangkan berbagai kegiatan di atas adalah sama dengan dalam perhitungan menurut secara pengeluaran.
Contoh ini jelas menunjukan bahwa terdapat dua alternative dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu dengan cara pengeluaran dan cara produk neto. Dalam cara pengeluaran yang diperhatikan adalah nilai barang jadi ( perabot ) yang dijual di toko perabot, sedangkan dalam cara produk neto yang diperhatikan adalah tambahan nilai yang diwujudkan oleh empat kegiatan ekonomi di atas.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
PENHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Contoh Menghitung Nilai Tambah
Jenis kegiatan
1. Mengambil kayu hutan
2. Menggergaji papan
3. Membuat perabot
4. Menjual perabot ditoko
i. Penebangan kayu hutan: Rp 50 ribu
ii. Penggergajian papan : Rp 200 – Rp 50 = Rp 150 ribu
iii. Pembelian perabot : Rp 600 – Rp 200 = Rp 400 ribu
iv. Toko perabot : Rp 800 – Rp 600 = Rp 200 ribu
Dengan demikian jumlah nilai tambah yang terwujud oleh keempat kegiatan itu adalah : ( 50 + 150 + 400 + 200 ) = Rp 800 ribu. ( catatan : jumlah nilai penjualan adalah Rp 1.650 ribu ). Pengeluaran konsumenuntuk membeli perabot ina adalah Rp 800 ribu juga. Ini berarti dalam penghitungan secara produk neto, nilai pendapatan nasional yang disumbangkan berbagai kegiatan di atas adalah sama dengan dalam perhitungan menurut secara pengeluaran.
Contoh ini jelas menunjukan bahwa terdapat dua alternative dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu dengan cara pengeluaran dan cara produk neto. Dalam cara pengeluaran yang diperhatikan adalah nilai barang jadi ( perabot ) yang dijual di toko perabot, sedangkan dalam cara produk neto yang diperhatikan adalah tambahan nilai yang diwujudkan oleh empat kegiatan ekonomi di atas.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
pendapatan nasional
TULISAN KETIGA
MENGHITUNG NILAI TAMBAH
Dalam contoh ini akan diperhatikan transaksi dan kegiatan memproduksi yang akan dilalui dalam mewujudkan perabot rumah tangga, seperti kursi, tempat tidur, dan lemari. Kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan untuk membuat perabot itu adalah : menebang kayu dihutan, menggergaji kayu huatan untuk dijadikan papan, membuat perabot dipabrik perabot dan menjual perabot itu di took perabot.
Seterusnya misalkan kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan oleh 4 perusahaan yang berbeda. Perusahan yang menbang kayu menjual hutan kepada penggergaji papan seharga Rp 50 ribu. Papan yang digergaji dijual kepada pembuat perabot dengan harga Rp 200 rb. Pengusaha parabot setelah membuat bebagai jenis perabot dan menjualnya, memperoleh hasil penjualan sebanyak Rp 600 rb. Secara keseluruhan toko perabot menerima Rp 800 rb dari penjualan perabot ke konsumen.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
MENGHITUNG NILAI TAMBAH
Dalam contoh ini akan diperhatikan transaksi dan kegiatan memproduksi yang akan dilalui dalam mewujudkan perabot rumah tangga, seperti kursi, tempat tidur, dan lemari. Kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan untuk membuat perabot itu adalah : menebang kayu dihutan, menggergaji kayu huatan untuk dijadikan papan, membuat perabot dipabrik perabot dan menjual perabot itu di took perabot.
Seterusnya misalkan kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan oleh 4 perusahaan yang berbeda. Perusahan yang menbang kayu menjual hutan kepada penggergaji papan seharga Rp 50 ribu. Papan yang digergaji dijual kepada pembuat perabot dengan harga Rp 200 rb. Pengusaha parabot setelah membuat bebagai jenis perabot dan menjualnya, memperoleh hasil penjualan sebanyak Rp 600 rb. Secara keseluruhan toko perabot menerima Rp 800 rb dari penjualan perabot ke konsumen.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
pendapatan nasional
TULISAN KEDUA
NILAI BARANG JADI DA NILAI TAMBAHAN
Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara pengeluaran adalah penting untuk membedakan dengan sebaik – baiknya di antara barang – barang jadi dan barang – barang setengah jadi. Tindakan itu perlu dilakukan, seperti telah dikatakan, untuk menghindari perhitungan dua kali ke atas nilai barang – barang dan jasa – jasa yang diproduksikan dan dihitung dalam pendapatan nasional.
Didalam setiap perekonomian kebanyakan barang, sebelum menjadi barang jadi, harus melalui beberapa tingkat proses produksi. Di dalam perekonomian sering kali berlaku keadaan dimana suatu barang itu diproses oleh beberapa perusahaan sebelum menjadi barang jadi. Ini berarti sesuatu barang tertentu sudah beberapa kali diperjual belikan di pasar sebelum ia selesai mengalami proses produksi. Apabila semua nilai jual beli yang berlaku dalam perekonomian dijumlahkan kedalam pendapatan nasional, maka nilai yang diperoleh adalah lebih besar dari nilai produksi sebenarnya telah diciptakan. Perhitungan nilai pendapatan nasional yang terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah beberapa kali dijumlahkan dalam pendapatan nasional
Untuk menghidari terjadinya hal seperti ini yang harus dijumlahkan didalam menghitung pendapatan nasional adalah nilai barang – barang jadi saja atau nilai – nilai tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi. Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan nilai barang – barang jadi yamg dihasilakan dalam perekonomian. Dalam cara kedua, yaitu cara produk neto pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai perusahaan. Cara yang kedua ini diterangkan di bagian berikut.
CARA PENGHITUNGAN II :
CARA PRODUK NETO
Produk neto ( net output ) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah cara menghitung dengan menjumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan – perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan nasional mempunyai dua tujuan penting :
i. Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sector ekonomi didalam mewujudkan pendapan nasional.
ii. Sebagai salah satu untuk menghindari perhitungan dua kali, aitu dengan hanya menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.
Sebelum perhitungan cara produka neto ( cara produksi ) diterangkan, terlebih dahulu akan ditunjukan suatu contoh sederhana untuk menghitung nilai tambah.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
NILAI BARANG JADI DA NILAI TAMBAHAN
Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara pengeluaran adalah penting untuk membedakan dengan sebaik – baiknya di antara barang – barang jadi dan barang – barang setengah jadi. Tindakan itu perlu dilakukan, seperti telah dikatakan, untuk menghindari perhitungan dua kali ke atas nilai barang – barang dan jasa – jasa yang diproduksikan dan dihitung dalam pendapatan nasional.
Didalam setiap perekonomian kebanyakan barang, sebelum menjadi barang jadi, harus melalui beberapa tingkat proses produksi. Di dalam perekonomian sering kali berlaku keadaan dimana suatu barang itu diproses oleh beberapa perusahaan sebelum menjadi barang jadi. Ini berarti sesuatu barang tertentu sudah beberapa kali diperjual belikan di pasar sebelum ia selesai mengalami proses produksi. Apabila semua nilai jual beli yang berlaku dalam perekonomian dijumlahkan kedalam pendapatan nasional, maka nilai yang diperoleh adalah lebih besar dari nilai produksi sebenarnya telah diciptakan. Perhitungan nilai pendapatan nasional yang terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah beberapa kali dijumlahkan dalam pendapatan nasional
Untuk menghidari terjadinya hal seperti ini yang harus dijumlahkan didalam menghitung pendapatan nasional adalah nilai barang – barang jadi saja atau nilai – nilai tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi. Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan nilai barang – barang jadi yamg dihasilakan dalam perekonomian. Dalam cara kedua, yaitu cara produk neto pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai perusahaan. Cara yang kedua ini diterangkan di bagian berikut.
CARA PENGHITUNGAN II :
CARA PRODUK NETO
Produk neto ( net output ) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah cara menghitung dengan menjumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan – perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan nasional mempunyai dua tujuan penting :
i. Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sector ekonomi didalam mewujudkan pendapan nasional.
ii. Sebagai salah satu untuk menghindari perhitungan dua kali, aitu dengan hanya menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.
Sebelum perhitungan cara produka neto ( cara produksi ) diterangkan, terlebih dahulu akan ditunjukan suatu contoh sederhana untuk menghitung nilai tambah.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
pendapatan nasional
NAMA : RIFKI NURFIKAR RAMADHAN
NPM : 15110936
TULISAN PERTAMA
MASALAH PERHITUNGAN DUA KALI
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai perbelanjaan dari berbagai golongan masyarakat ke atas barang – barang jadi dan jasa – jasa yang diproduksi dalam perekonomian tersebut. Barang – barang atau jasa yang di impor tidak akan dimasukan dalam perhitungan ini. Begitu juga,barang – barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan – perusahaan lain untuk dijadikan barang – barang lain, tidak turut dihitung untuk menentukan besarnya pendapat nasional. barang – barang yang masih ada masih akan diproses lagi, nilainya tidak turut ditambahkan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah untuk menghindari berlakunya perhitungan dua kali.
Ditinjau dari sudut apakah sesuatu barang itu mengalami proses produksi selanjutnya atau tidak, barang – barang yang diproduksikan dalam perekonomian perlu di bedakan menjadi dua jenis : barang – barang jadi dan barang – barang setengah jadi ataubarang antara. Barang jadi adalah barang yang tidak mengalami proses produksi lebih lanjut dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contohnya : baju, celana dan sepatu. Sedangkan barang setengah jadi atau barang antara adalah barang yang harus mengalami proses produksi lebih lanjut sebelum ia dapat digunakan oleh masyarakat. Contohnya : tepung, karet, minyak kelapa sawit dan benang tenun.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
NPM : 15110936
TULISAN PERTAMA
MASALAH PERHITUNGAN DUA KALI
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai perbelanjaan dari berbagai golongan masyarakat ke atas barang – barang jadi dan jasa – jasa yang diproduksi dalam perekonomian tersebut. Barang – barang atau jasa yang di impor tidak akan dimasukan dalam perhitungan ini. Begitu juga,barang – barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan – perusahaan lain untuk dijadikan barang – barang lain, tidak turut dihitung untuk menentukan besarnya pendapat nasional. barang – barang yang masih ada masih akan diproses lagi, nilainya tidak turut ditambahkan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah untuk menghindari berlakunya perhitungan dua kali.
Ditinjau dari sudut apakah sesuatu barang itu mengalami proses produksi selanjutnya atau tidak, barang – barang yang diproduksikan dalam perekonomian perlu di bedakan menjadi dua jenis : barang – barang jadi dan barang – barang setengah jadi ataubarang antara. Barang jadi adalah barang yang tidak mengalami proses produksi lebih lanjut dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contohnya : baju, celana dan sepatu. Sedangkan barang setengah jadi atau barang antara adalah barang yang harus mengalami proses produksi lebih lanjut sebelum ia dapat digunakan oleh masyarakat. Contohnya : tepung, karet, minyak kelapa sawit dan benang tenun.
SUMBER : BUKU MAKRO EKONOMI 2
Langganan:
Postingan (Atom)